Rabu, 07 November 2018

Wisata Budaya Taman Sari Yogyakarta


Wisata Budaya Taman Sari Yogyakarta




Taman sari Yogyakarta merupakan cagar budaya warisan Keraton Yogyakarta yang masih dapat kita lihat berdiri gagah dan masih berkokoh hingga sekarang . Taman sari dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan HB I, pada tahun 1758. Selain itu,  istana  Taman sari sudah mengalami beberapa kali renovasi sehingga terllihat menarik tanpa menghilangkan nilai historisnya.
Taman sari  sendiri memiliki keindahan yaitu kolam air yang dikelilingi benteng setinggi 6 meter. Pada zaman dahulu Taman sari dipergunakan untuk mandi para istri-istri Sultan HB X,  dan menemukan tempat semacam menara yang dipergunakan untuk melihat dan mengamati istri-istrinya yang sedang mandi.  Keindahan dan kesegaran alam di Taman sari pada waktu yang lalu sudah tidak dapat kita temu lagi sekarang karena ditempat tersebut sudah banyak didirikan pemukiman yang dilakukan oleh penduduk setempat. Penduduk yang menempati sekitar Taman sari Yogyakarta konon merupakan kerabat abdi dalem keraton yang sudah turun temurun.
Taman sari Yogyakarta  memiliki cagar budaya sangat kental adanya bangunan oleh Sultan setelah penandatanganan perjanjian Giyanti tahun 1755 yang sebelumnya terjadi pepecahan diantara keluarga dalam keraton sendiri yang berakhir dengan pecahnya Mataram menjadi 2 bagian. Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Pendirian Taman sari dimaksudkan untuk menentramkan hati, istirahat dan berekreasi Sultan dan keluarganya. Selain itu, Taman sari juga dipersiapkan sebagai sarana untuk benteng pertahanan dalam menghadapi musuh kerajaan. Arsitek dari bangunan berasal dari Portugis sehingga corak dari bangunan Taman sari ini bergaya seni arsitektur Eropa, akan tetapi simbol jawa yang ditonjolan disini nampak lebih dominan.
Dalam Pulau Cemeti atau Pulau Kenanga merupakan bangunan tinggi yang digunakan untuk tempat beristirahat dan dipakai untuk tempat pengintaian. Bangunan ini satu-satunya yang akan terlihat bila mana kanal air dibuka dan air akan memenuhi kawasan Pulau Kenanga. Jika dilihat dari atas, bangunan ini menyerupai bunga teratai yang berada ditengah kolam yang cukup besar.
Para wisatawan dapat menaiki menara Tamansari sehingga bisa menikmati pemandangan dari atas, dapat melihat pemandangan dengan lega, mengamati kedua kolam pada bagian utara dan bagiian selatan. Unsur budaya masih melekat semisalnya menara tersebut terdapat jendela dengan jeruji yang terbuat dari kayu yang masih asli belum pernah diganti dari pertama kali menara ini dibuat.  Dari atas para wisatawan juga dapat melihat rumah-rumah penduduk yang terletak disekitarnya. Wisata budaya dari Taman Sari menarik para wisatawan mancanegara merasa senang dengan bangunan-bangunan kuno memiliki historis pada bangunan ataupun kolam pemandian dan beberapa tempat suasananya adem, damai, tentram pada salah satu bangunan yang tempatnya sultan bersinggahnya hingga ajal menjemputnya.
Bercorak budaya yang dimiliki bangunan kuno tetapi memiliki keindahan dalam bangunan yang kokoh dan gagah sampai sekarang bangunan terlihat banyak historis. Selain itu,  ada sebuah dapur yang bercorak kuno, dan terdapat juga sebuah masjid kuno yang arsitek cukup unik. Masjid tersebut mampunyai lantai berbentuk bulat yang terdiri dari dua lantai bertingkat. Ditengah Masjid terdapat sebuah kolam kecil yang diatasnya dibangun sebuah tangga yang melintang sehingga kalau dilihat memiliki keindahan seni yang cukup tinggi.
Dalam Taman sari dapat ditemukan  sebuah terowongan kuno yang salah satunya dipercaya sebagai jalan pintas menuju laut selatan. Pada sisi utara terowongan terdapat bangunan kuno bertingkat dengan tempat datar diatasnya. Dari tempat tersebut wisatawan dapat melihat sejenak keindahan sekitar dan merasakan rasanya menjadi Sultan.(PDIS)

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write komentar